Penggemukan sapi pedaging. Penggemukan adalah suatu usaha pada pemeliharaan sapi yang bertujuan untuk mendapatkan produksi daging berdasarkan pada peningkatan pada bobot badan tinggi melalui pemberian pakan yang berkualitas dan dengan waktu yang sesingkat mungkin.
Secara umum penggemukan sapi dapat dilakukan secara dikandangkan (feedlot fattening) dan dipadang rumput (pasture fattening).
Pada umumnya industri fattening di Indonesia dilakukan dengan secara feedlot dengan cara pemberian pakan konsentrat berupa biji-bijian dalam jumlah besar dan ad libitum dengan lama penggemukan antara 90-180 hari (Hafid, 1998; Purwanto, 2000).
Sapi yang banyak berkembang dikalangan masyarakat adalah sapi lokal yang dikawinkan dengan sapi luar dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak. Karena berlangsung lama menjadikan khas sapi peranakan menjadi jenis tersendiri diantaranya sapi Peranakan Simmental dan Peranakan Ongole.
Berbeda dengan sapi Bali yang memang berasal dari Indonesia yang telah terbiasa beradaptasi dengan lingkungan, hal ini yang menyebabkan para peternak lebih memilih untuk beternak sapi Bali karna cara pemeliharaannya lebih mudah dan tidak rentan terhadap penyakit.
Kandang Sapi
Dengan secara umum, kandang juga memiliki dua tipe, yaitu individu dan kelompok. Pada kandang individu, setiap sapi pedaging bisa menempati tempatnya sendiri yang berukuran 2,5 X 1,5 m.
Tipe ini dapat memacu pada pertumbuhan yang lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak yang terbatas, sehingga energi yang diperoleh dari pakan tersebut digunakan untuk hidup pokok dan produksi daging tidak hilang karena ada banyak yang bergerak.
Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode penggemukan yang ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi juga memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.
Kelemahan pada tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan pakan.
Pakan Sapi
Berdasarkan dalam kondisi fisioloigis dan sistem pencernaannya, sapi digolongkan hewan ruminansia, karena pencernaannya melalui tiga proses.
Dengan secara mekanis dalam mulut dengan bantuan air ludah (saliva), dengan secara fermentatif dalam rumen dengan bantuan mikrobia yang rumen dan secara enzimatis setelah melewati rumen.
Berdasarkan penelitian yang menunjukkan bahwa penggemukan dengan mengandalkan pakan yang berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Dalam salah satu cara mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara hijauan dan konsentrat.
Konsentrat yang digunakan adalah ampas pada bir, ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan buatan pabrik pakan.
Konsentrat yang diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan seperti mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan.
Kebutuhan pada pakan (dalam berat kering) tiap ekor adalah 2,5% berat badannya. Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan yang berkualitas tinggi.
Penentuan pada kualitas pakan tersebut berdasarkan tinggi rendahnya kandungan pada nutrisi (zat pakan) dan kadar serat kasar.
Pakan hijauan yang berkualitas rendah mengandung serat yang kasar tinggi yang sifatnya sukar dicerna karena terdapat lignin yang sukar larut oleh enzim pencernaan.
Demikianlah 2 cara dalam proses penggemukan sapi pedaging agar tujuan dari pemeliharaan penggemukan sapi pedaging dapat tercapai dengan sesuai harapan.